Senin, 27 Oktober 2008

Hadiah Nobel Perdamaian untuk Anwar El-Sadat dan Menachem Begin



Presiden Mesir Anwar El-Sadat ( kiri ), Presiden Amerika Jimmy Carter ( tengah ), dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin sedang berjabatan di Gedung Putih setelah mereka menandatangi Persetujuan Camp David, perjanjian damai antara Israel dan Mesir, tanggal 17 September 1978.


Hari ini tiga puluh tahun yang lalu 27 Oktober 1978, Anwar El-Sadat dar Mesir dan Menachem Begin dari Israel menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas perundingan mereka yang menghasilkan the Camp David Accods ( Persetujuan Camp David ), sebuah Perjanjian Damai antara kedua Negara.

The Camp David Accords adalah sebuah perjanjian damai antara Mesir dan Israel yang ditandatangi pada tanggal 17 September 1978. Perundingan antara Presiden Mesir Anwar El-Sadat dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin ini ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter. Semula perjanjian ini bertajuk “Framework for Peace in the Middle East”. Kesepakatan ini kemudian dikenal sebagai the Camp David Accords karena perundingan dilangsungkan di tempat peristirahatan presiden Amerika Camp David, Maryland.
(Britannica 2008/IMSARI )

Read More......

Jumat, 24 Oktober 2008

Teroris menyerang Markas Marinir Amerika Serikat di Bandara Beirut

Hari ini 25 tahun yang lalu, pada 23 Oktober 1983, sekelompok teroris bunuh diri mengemudikan truk penuh bahan peledak menerobos barikade yang berlapis lalu menabrakannya ke markas Korp Marinir Amerika Serikat di Bandara Beirut, Lebanon. Duaratus empat puluh satu (241) orang personil tentara Amerika Serikat tewas dalam kejadian itu. Gambar memperlihatkan regu penyelamat sedang melaksanakan tugasnya. (Britanica2008, Bill Foley-AP/Wide World Photos/IMSARI)


Read More......

Rabu, 17 September 2008

DI PASURUAN PEMBAGIAN ZAKAT BERAKHIR TRAGIS DAN MEMILUKAN


Tragedi kemanusiaan itu terjadi di lahan bekas sawah di depan mesjid Raudhatul Jannah di jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo, Kota Pasuruan Jawa Timur. Hari Senin 15 September 2008 pagi pada hari ke 15 bulan Ramadhan 1429 H. Haji Syaikhon, pengusaha penyamakan kulit dan jual beli mobil, membagi-bagikan zakat Rp 30 ribu per orang. Ribuan orang, yang sudah berdatangan sejak pagi hari buta, berdesakan saling dorong, sehingga akhirnya ada yang terjatuh dan terinjak-injak. Dalam proses pembagian zakat ini 21 orang tewas dan sepuluh orang luka-luka akibat terinjak-injak. Sebagian besar korban berusia di atas 45 tahun. Semua masmedia elektronik maupun cetak memberitakannya.
Terkait dengan peristiwa ini, polisi mnemeriksa 12 orang. Mereka adalah H.Syaikon, dua anaknya , sejumlah anggota panitia pembagian zakat dan tetangga H, Syaikhon. Khabar terakhir, pada tanggal 17 September 2008 ini polres Pasuruan telah menetapkan satu tersangka, yaitu penanggung jawab penyelanggara pembagian zakat ini, H. Farouk, anak kedua H. Syaikhon. Dia kena tuduhan lalai sehingga menyebabkan kematian orang lain.
Suatu peristiwa Tragis dan memillukan . Sudah sedemikian parahkah masyarakat Indonesia ? Peristiwa serupa ini bukan untuk pertama kali. Masyarakat kalangan bawah (baca miskin) datang berbondong-bondong berebutan tidak (bisa) diatur untuk menadahkan tangan menerima sekedar uang sumbangan yang nilainya tidak seberapa. Demikian juga ketika sumbangan perintah yang disebut BLT (bantuan langsung tunai). Selalu memakan korban , tewas atau luka-luka. Ada apa dengan masyarakat negeri Indonesia tercinta ini ? Bukankah sejak jaman nenek moyang dulu sampai beberapa tahun yang lalu terkenal sebagai bang sa/masyarakat yang santun penuh toleransi. Sekarang menjadi banyak yang “brutal”dan tidak peduli orang lain lagi ? Mereka tidak malu lagi (baca “kehilangan harga diri”) menadahkan tangan meminta-minta. Sudah sedemikian miskinkah masyarakat kalangan bawah Indonesia ini ? Karena biasanya hanya orang-orang lapar yang tidak berdaya saja yang bisa kehilangan harga diri lalu menadahkan tangan sekedar untuk sesuap nasi. Atau inilah salah satu “hasil”BLT yang dilaksanakan pemerintah ? Sehingga menadahkan tangan untuk meminta ini sesuatu yang syah dan bukan pekerjaan yang memalukan lagi ? Sungguh menyedihkan. MARI KITA RENUNGKAN BERSAMA APA YANG SALAH DI NEGERI INI, lalu mari kita perbaiki bersama dengan sungguh-sungguh.

imangbasari@gmail.com Read More......

Minggu, 07 September 2008

Catatan Tentang Copet, Pencopet

Copet atau tukang copet atau Pencopet adalah orang mencuri sesuatu yang dipakai, uang di saku, HP (hand phone), sesuatu barang di tas dsb. Ciri khas dari “pekerjaan” ini dilakukan oleh lebih dari satu orang. Mereka umumnya berwajah tidak ramah dengan mata liar.Mereka selalu bekerja secara berkelompok, paling sedikit terdiri dari 3 orang. Jarang dijumpai pencopet tunggal, kalaupun ada dia adalah pencopet amatiran. Pencopet amatiran inilah yang sering tertangkap. Ciri khas lain dari “pekerjaan” ini: Secara umum mereka melakukannya dengan cara menabrak atau memepet korban secara tiba-tiba sehingga si korban tidak sadar sesuatu telah terjadi, ada barang yang diambil mereka. Barang yang diambil akan segera “lenyap”. Barang itu segera beralih tangan ketangan temannya, sehingga bila si pelaku ditangkap tidak didapatkan buktinya. Si Korban baru sadar setelah semuanya terlambat. Si Korban hanya bisa menyesali nasibnya.

Di kendaraan umum aksi para pencopet dilakukan dengan beberapa cara:
- Pada angkot kecil sejenis kijang atau carry mereka memilih kendaraan yang penumpangnya sedikit (2 atau 3 orang). Mereka memberhentikan angkot layaknya penumpang biasa, lalu serentak naik lantas memepet Korban terpilih. Sambil mengancam dengan atau tanpa senjata tajam meminta si Korban menyerahkan barang-barang yang diminta. Setelah berhasil (dan Korban serta penumpang lain masih terkesima) pada kesempatan pertama para pelaku segera turun dari angkot dan bergegas “menghilang”. Di sisni mereka mirip perampok.

- Pada angkot besar sejenis Bus kota lain lagi. Secara umum ada tiga cara;
1. Mereka menunggu penumpang yang naik atau turun di pintu depan atau belakang bus. Setelah berhasil, mereka segera turun dan “menghilang”.
2. Mereka naik bus rame-rame seperti penumpang lainnya. Ketika mendekati pemberhentian (shelter) mereka bikin keributan kecil untuk mengalihkan perhatian para penumpang sembil bergerak ke arah pintu; pada saat inilah mereka melakukan aksinya, sambil bergerak memepet dan menabrak korban. Setelah sampai di pemberhentian merekapun serentak turun dan segera “menghilang”.
3. Ketika jalanan macet tiba-tiba mereka serentak naik dengan muka tetap tidak ramah mereka berceloteh tidak jelas untuk mengalihkan perhatian para penumpang. Mereka terus berceloteh sambil merangsek maju mepet sana sini, tabrak sana tabrak sini, disaat sepert inilah mereka menjalankan aksinya, tangan mereka bergerak cepat mencari korban. Sementara para penumpang, termasuk korbannya, teralih perhatian dengan keributan kecil yang sengaja mereka lakukan. Lalu mereka bersegera turun di pintu berikutnya, lalu “menghilang”. Korban dan para penumpang lain baru sadar kalau mereka kelompok copet setelah terlambat. Si Korban tinggal menyesali diri karena merasa tertipu dan terpedaya, merasa betapa bodoh dirinya. Tidak bisa disalahkan karena semua penumpang juga umumnya berperasaan sama.


Bagaimana agar kita tidak menjadi korban pencopet? Cobalah Tip danTrik berikut ini InsyaAllah bisa berhasil:
1. Yang utama dan terutama kita harus selalu waspada dan hati-hati.
2. Jangan mengenakan perhiasan berharga atau kelihatan berharga (termasuk “memamerkan” HP,handphone) karena ini akan memancing penjahat menjadikan kita sasaran korban mereka.
3. Jangan terpancing dengan perilaku aneh mereka, tetaplah waspada. Tanpa dicurigai mereka kalau mungkin menghindarlah.
4. Jangan pernah berteriak copet. Ini berbahaya, karena mereka akan serentak berteriak copet juga sambil menunjuk korbannyalah (anda) sebagai copet sambil mengeroyok anda. Ingat mereka tidak sendirian. Anda bisa menjadi korban pengeroyokan masa, sementara copetnya selamat dan “menghilang”begitu saja.
5. Jadi YANG UTAMA DAN TERUTAMA adalah kita HARUS TENANG, HATI-HATI DAN TETAP WASPADA.
Semoga Allah s.w.t. tetap selalu melindungi kita, Amien.

imangbasari@gmail.com
Read More......

Minggu, 27 Juli 2008

BSE, Buku Elektronik Depdiknas

BSE, Buku sekolah Elektronik Depdiknas.
Pada tahun ajaran 2008 – 2009 ini Depdiknas melakukan kebijakan baru dibidang pengadaan buku Pelajaran untuk tingkat SD, SMP/Tsanawiyah dan SMA/Aliyah yaitu Buku Sekolah Elektronik atau yang dikenal dengan BSE yang dapat diunduh (download) siapa saja lewat internet.

Seluruh buku yang hak ciptanya sudah dibeli Depdiknas ini bebas diunduh, bebas dicetak, digandakan dan didistribusikan. Setelah dicetak setiap anggota masyarakat bebas menjual dengan HET (harga eceran tertinggi) yang sudah ditentukan, yaitu Rp 20.000,.
Mendiknas menegaskan, BSE ini merupakan kebijakan reformatif untuk mengatasi mahalnya buku cetak pelajaran. Nampaknya inilah tujuan BSE, untuk mengatasi mahalnya buku cetak pelajaran. Mungkinkah tujuan baik ini dicapai? Ada DUA masalah utama yang harus mendapat perhatian:

Pertama. BSE ini akan menjadi murah apabila diproduksi secara masal oleh penerbit atau percetakan atau kerjasama antara Depdiknas atau sekolah bersangkutan dengan perusahaan percetakan. Apabila perseorangan yang mengunduh dari internet di warnet misalnya ( satu buku 1 jam, Rp 4.000,0) lalu mencetaknya di warnet juga ± Rp 1.000,0 / lembar, maka buku yang dihasilkan jadi mahal sekali.

Kedua. Sampai saat ini setiap sekolah Negeri maupun swasta masih diberi kewenangan untuk menetapkan pengarang/penyusun dan Penerbit buku yang akan digunakan disekolahnya masing-masing.

Jadi jelas kunci keberhasilan tercapainya tujuan kebijakan BSE ini, yaitu untuk mengatasi mahalnya buku cetak pelajaran, adalah Sekolah/Depdiknas itu sendiri. Maukah sekolah menggunakan BSE ini sebagai bahan belajar mengajar di sekolahnya ? Atau dapatkah Depdiknas mewajibkan sekolah-sekolah dari SD s/d SMA/Aliyah (paling tidak untuk sekolah Negeri) menggunakan BSE ini sebagai bahan pengajaran utama? Kalau tidak, siapa yang akan memperbanyak BSE ini bila tidak ada yang beli ? Maka kebijakan yang katanya Reformatif ini akan sia-sia dan akan hanya tinggal Slogan belaka. Dan para orang tua tetap dibebani biaya pembelian buku yang tidak murah.

Dan masalah rutin tetap berulang setiap tahun ajaran baru selalu timbul masalah baru, peraturan baru, buku baru dsb.yang semuanya selalu bikin pusing tujuh keliling para orang tua murid. Tahun ini tahun serba sulit bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Biaya pendidikan semakin tinggi. Pendapatan tidak bertambah bahkan yang pasti nilainya semakin rendah.

Bagaimana bapak Menteri, apa kabar? ***

imangbasari@gmail.com Read More......